Selasa, 20 Juli 2010

MENGENAL LEBIH DEKAT KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

Banggai Kepulauan, salahsatu kota Kabupaten yang terletak di pemerintahan Propinsi Sulawesi Tengah sedangkan ibukotanya Banggai. Sesuai dengan namanya, daerahnya merupakan wilayah kepulauan sehingga 2/3 merupakan wilayah perairan dan sisanya merupakan daratan.

Sebagai wilayah kelautan, laut merupakan sebuah sendi kehidupan sehari-hari bagi masyarakat setempat. Laut beserta isinya terdapat potensi dan kekayaan alam yang dapat diolah sebagai penopang kehidupan penduduk Banggai Kepulauan (Bangkep). Sehingga laut merupakan harapan kehidupan bagi masyarakat Bangkep.

Demikian diatas merupakan sekelumit informasi tentang Kab. Bangkep yang kudapat selama aku berada di Kabupaten Tojo Unauna, Propinsi Sulawesi Tengah. Sehingga rasa penasaranku menyeret untuk pergi kedaerah kepulauan tersebut. Terlebih lagi, ketertarikannya pergi kesana, dimana daerah kepulauan diindentikkan banyak orang daerahnya miskin, tingkat pendidikannya rendah dan lain-lain sebagainya.

Setibanya disana, ternyata apa yang diperkirakan banyak orang sangat jauh berbeda. Kondisi yang ada disana, fasilitas dan infrastruktur pemerintahannya bisa dikatakan mencukupi atau mewadahi untuk keperluan sehari-hahri bagi masyarakat sehingga aktivitas masyarakat layaknya masyarakat di kota kota lain.

Kabupaten Bangkep merupakan wilayah pemekaran yang berdasarkan Undang-undang No 51 tahun1999 tentang pembentukan Kabupaten Buol, Kab. Morowali dan Kab. Bangkep yang diresmikan pada 3 Maret 1999. Secara administrasi, ibukota Bangkep terletak di Banggai. Dengan luas wilayahnya 3.160, 46 Km persegi merupakan daratan sedangkan wilayah lautan seluas 18.828,10 Km persegi dengan penduduk sekitar 157.792 Jiwa.

Kabupaten Bangkep terdiri sembilan Kecamatan. Wilayahnya memiliki 123 pulau lima diantaranya merupakan Pulau sedang. Pulau-pulau sedang tersebut, pulau Peleng,Pulau Banggai, Pulau Bangkurung, Pulau Salue Besar dan Pulau Kecil (tak berpenghuni).

Andalan hasil perkebunan di setiap kecamatan seperti, kelapa, kakao, Cengkeh dan Jambu mede. Namun sangat disayangkan, wilayah ini sampai saat ini belum terlihat industri pengolahan dari hasil perkebunan tersebut.

Hasil perkebunan oleh masyarakat diolah secara manual seperti hasil kelapa misalnya, oleh masyarakat kelapa tersebut dikeringkan untuk dijadikan kopra dan kemudian dikirim ke kota Luwuk, Kab. Banggai. Untuk menuju Luwuk, masyarakat harus naik kapal feri itupun ketergantungan cuaca yang ada. Sebagian dikirim ke Surabaya untuk keperluan yang sama. Sedang hasil jambu mede, dijual kepada warga pendatang dari jawa.

Sedangkan hasil perkebunan Cengkeh, dulunya merupakan hasil primadona bagi petani disana. Pada tahun 2002 yang lalu, harga cengkering mencapai Rp 80 ribu rupiah per Kg dan kini hanya mencapai belasan ribu rupiah per Kg kering.

Meskipun di Bangkep sumbangan tanaman pangan terhadap perekonomian cukup berarti, namun, untuk mencukupi kebutuhan pangan terutama beras Bangkep masih mendatangkan beras dari luar daerah terutama dari Kab.Banggai dan Kab. Parigi Mountong.

Sebagai wilayah kepulauan, satu satunya alat transportasi angkut barang hanyalah kapal. Sehingga kapal merupakan sarana angkut hasil bumi dan hasil laut yang diandalkan untuk emnuju ke propinsi atau pulau lain.

Selain hasil perkebunan, Bangkep memiliki kekayaan keindahan laut yang mempesona seperti pantai dan pulau pulau kecilnya. Mutiara, merupakan hasil primadona masyarakat di wilayah pantai. Namun sangat disayangkan, peerintah setempat belum menggali secara maksimal. Sehinga Bangkep seakan semakin jauh untuk dijangkau dan semakin jauh dari harapan untuk menari wisatawan.

Bangkep dengan latarbelakang wilayah kelautan, maka tak heran kalau wilayah ini merupakan penyalur terbesar ikan asin dan ikan asapan. Untuk kedepan, wilayah ini harus fokus untuk menggenjot perekonomian melalui pembangunan perikanan dan kelautan serta wisata yang profesional agar dapat emningkatkan pendapatan asli aderah yang dapat mensejahterakan masyarakatnya.

Untuk menggali lebih dalam tentang Kab. Bangkep, di waktu mendatang penulis akan menelusuri tentang sosial budaya Bangkep dan seisi-isinya yang ada disana (Rs- 13).

1 komentar:

  1. pa kabar pak rustomo mampir pak ke blog ku roomgaul.blogspot.com

    BalasHapus